Kelompok 15:
Ketua : Mariah ulfah
(13-059)
Anggota :
1.
Persiapan awal
Pada saat penentuan
sekolah untuk observasi, kelompok kami tidak begitu terkendala karena kami
sudah mempunyai rencana sekolah tujuan karena salah satu anggota kelompok kami
merupakan alumni dari sekolah tujuan kami.
Tujuan awal kami adalah
SMA 1 harapan Medan, namun kami tidak bisa mendapatkan izin karena siswanya
sedang ujian tengan semester, kemudian kami mencoba mi nta izin ke SMP Harapan
2 Medan, dan lagi kami tidak mendapatkan izin dengan alasan siswanya sedang
ujian tengah semester. Selanjutnya kami mencoba ke SMP Harapan 2 Medan, dengan
berbagai pertimbangan dari pihak sekolah kami diizinkan untuk melakukan
observasi di sekolah tersebut.
·
Profil sekolah
a)
Nama sekolah : SMP Harapa 2 medan
b)
Alamat :
jl. Imam Bonjol No. 35 Medan
c)
Berdiri sejak : 1967
d)
Jumlah kelas : 13 kelas
e)
Biaya/bulan :
akselarasi
= Rp 1.500.000,00/bulan
reguler
= Rp 750.000,00/bulan
f)
Nama kepala sekolah : Sabilal lubis,
M.Pd
g)
Fasilitas sekolah :
·
labolatorium
·
musholla
·
kantin
·
lapangan
·
taman
·
toilet
·
koperasi
·
uks
·
perpustakaan
2.
Pelaksaan
kami melaksanakan observasi
ke SMP Harapan 2 Medan pada tanggal 02 April 2014, pukul 11.30 WIB. Dan untuk
observasi kami di tempatkan di kelas akselarasi 1. Lama observasi 60 menit.
Di kelas
Saat memasuki kelas
akselarasi satu kami melihat kenyamanan tercipta, dengan ruangan yang full
fasilitas. Saat pembelajaran dimulai :
·
Guru Membuka Pembelajaran ( kegiatan awal)
1.
Ketika guru
memasuki Kelas siswa duduk dengan rapi ditempat duduknya masing- masing.
2.
Ketika guru memasuki kelas guru memberikan senyuman
kepada siswa-siswinya lalu mengucapkan salam dan “selamat pagi anak-anak”.
3.
Kemudian guru dan siswa memulai pembelajaran dengan
pembacaan do’a yang di pimpin oleh ketua kelasnya.
4.
Guru mengabsen siswa satu persatu.
5.
Guru menyiapkan peralatan mengajar seperti laptop,
infocus, layar, dan buku pegangan guru (buku paket).
6.
Kemudian guru melakukan proses belajar mengajar
·
Guru
Menyampaikan Pembelajaran (kegiatan inti )
1. Guru menginformasikan materi pelajaran yang akan dipelajari
2. Guru menggunakan
media infocus dalam menyampaikan materi pembelajaran.
3. Guru menayangkan materi pembelajaran lewat slide melalui infocus
4. Sebelum guru
menjelaskan materi melalui media infocus guru melakukan tanya jawab tentang
materi yang akan dipelajari guna untuk mengetahui kemampuan siswa dalam materi
yang akan dipelajari.
5. Melalui
media infocus guru menjelaskan materi, kemudian siswa mendengarkan dan mencatat
bagian yang penting dari materi yang di jelaskan dan menanyakan jika kurang
dimengerti.
6. Melalui media infocus siswa mampu
memahami penjelasan guru pada materi terkait.
7. Melalui penjelasan guru, siswa mampu bertanya dan
menjelaskan materi yang telah diajarkan guru.
8. Melalui
media infocus guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang materi terkait
3. Teori
Pendekatan dalam belajar
Teori behavioristik
Pendekatan behavioral adalah
penekanan pada pengalaman (classical), terutama penguatan dan hukuman
(operant), sebagai detrminan dari pembelajaran dan prilaku.
Classical conditioning
Clasical conditioning adalah
sebentuk pembelajaran asosiatif dimana stimulus netral menjadi diasosiasikan
dengan stimulus yang bermakna dan menimbulkan kemampuan untuk mengeluarkan
respon yang serupa.
Tokoh dalam classical conditioning
adalah Ivan Pavlov, seorang Psikolog Rusia yang melakukan eksperiment terhadap
seekor anjing pada awal 1900-an. Dalam eksprimennya, pavlov secraa rutin
meletakkan bubur daging didepanmulut anjing yang menyebabkan anjing
mengeluarkan air liur. Air liur yang dikeluarkan anjing menunjukkan bahwa
anjing memberikan respon terhadap stimulus yang diberikan yaitu bubur daging.
Dan Pavlov menyadari bahwa asosiasi terhadap penglihatan dan suara dengan
makanan ini merupakan tipe pembelajaran yang penting.
Dalam classical conditioning
stimulus netral diasosiasikan dengan simulus yang bermakna dan menimbulkan
kapasitas untuk mengeluarkan respon yang sama. Dalam classical conditioning ini
ada 2 tipe stimulus dan 2 tipe respon yaitu, unconditioned stimulus (US),
unconditioned response (UR), conditioned stimulus (CS), dan conditioned
response (CR).
Dimana US adalah stimulus yang
secara otomatis menghasilkan respon tanpa ada pembelajaran erlebih dahulu.
Dalam eksprimen Pavlov makanan adalah US. UR adalah respon yang tidak
dipelajari secara otomatis dihasilkan oleh US, dalam ekspeimen pavlov air liur
anjing merupakan UR. CS adalah stimulus yang sebelumnya adalah netral yang
akhirnya menghasilkan CR setelah diasosiasikan oleh US. CR adalah reson yang
dipelajari. Yakni respon terhadap stimulus yang terkondisikan yang muncul
setelah terjadi pasangan US-CS.
Classical conditioning dapat berupa
pengalaman positif bagi anak sekolah karena kesenangan pada guru pavorit,
perasaan kelas yang aman dan menyenangkan serta kehangatan dan perhatian guru.
Dan juga negatif seperti, rasa takut akan gagal ujian dan ditegor oleh guru,
karena siswa mengasosiasikan ujian dengan kecemasan.
Dam eksprimen Pavlov ada terdapat
generalisasi, diskriminasi dan pelenyapan, yang merupakan dampak dari eksprimen
terhadap anjing.
Generalisasi adalah kecenderungan
terhadap stimulus baru yang sama dengan yang asli untuk menghasilkan respon
yang sama.
Diskriminasi adalah terjadi ketika
organisme merespon stimulus tertentu tetapi tidak merespon stimulus lain.
Pelenyapan dalah pelemahan respon
karena tidak adanya stimulus.
Operant conditioning
Operant conditioning ini juga
dinamakan dengan “pengkondisian instrumental” adalah sebentuk pembelajaran
dimana konsekuensi dari prilaku menhasilkan perubahan dalam probabilitas
prilaku itu akan diulang.
Tokoh dalam operant conditioning ini
adalah B.f. skninner yang didasarkan pada E.L. Thondike.hukum efek Thondike
menyatakan bahwa prilaku diikuti dengan hasil positif akan diperkuat dan
prilaku yang diikuti dengan hasil negatif akan diperlemah.
Penguatan dan hukuman
Penguatan adalah konsekuensi yang
meningkatkan probabilitas bahwa prilaku akan terjadi. Ada 2 tipe penguat yaitu,
penguat positif adalahfrekuensi respon meningkat karena diikuti dengan stimulus
yag mendukung seperti hadiah dan pujian. Dan penguat negatif adalah frekuensi
responmeningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan,
misalnya ibu memarahi anaknya karena tidak mengerjakan PR.
Hukuman adalah konsekuensi yang
menurunkan probabilitas terjadinya suatu prilaku. Hukuman biasanya terjadi jika
seorang anak melakukan suatu kesalahan atau melanggar suatu peraturan dan
hukuman ini biasanya yang merugikan si anak.
Generaliasasi dalan operan adalah
memberikan respon yang sama terhadap stimulus yang sama.
Diskriminasi dalam operan adalah
pembedaan diantara stimulus dan pembedaan lingkungan
Pelenyapan dalam operan adalah
ketika respon penguat sebelumnya tidak lagi diperkuat dan responnya menurun.
Contoh penguat positif adalah siswa
mengajukan pertanyaan yang bagus, konsekuensinya guru memuji siswa tersebut,
hasilnya siswa tersebut jadi semakin rajin bertanya.
Contoh penguat negatif adalah siswa
menyerahkan PR tepat waktu karena sebelumya pernah ditegus karena telat,
konsekuensinya guru berhenti menegur siswa tersebut, hasilnya siswa tersebut
semakin sering mengumpulkan PR tepat waktu.
Contoh hukuman adalah seorang siswa
menyela guru saat menerangkan , konsekuensinya adalah guru menegur siswa secraa
langsung, hasilnya siswa tersebut berhenti menyela penjelasan guru.
Pendekatan kognitif
Pendekatan kognitif adalah teori
yang menyatakan bahwanfaktor sosial, kognitif dan prilaku memainkan pean
penting dalam pembelajaran. Pendekatan kognitif ini lebih menekankan pada
pengamatan dan menirukan model.
Tokoh dalam pendekatan ini adalah
Albert Bandura, dia mengatakan bahwa ketika murid belajar, mereka dapat
mempresentasikan pengalaman mereka secara kogitif. Bandura jugamengembangakan
model determine resiprokal yang terdiri dari 3 faktor utama yaitu, prilaku,
kognitif dan lingkungan yang ketiganya ini saling mempengaruhi. Namun menurut bandura
faktor person/kognitif yang paling berperan penting, sehingga adanya
self-efficacy yaitu keyakinan bahwa seseorang bisa menguasai situasi dan
menghasilkan hasil positif.
Bobo doll juga merupakan eksprimen
bandura yang sangat terkenal. Dalam eksprimen ini menekankan pada prilaku anak
terhadap boneka bobo doll setelah anak menonton adegan film, dengan film yang
diberikan penguat yang berbeda ada positif, negatif dan netral. Setelah
menonton anak-anak dibiarkan didalam satu ruangan yang di dalamnya terdapat
boneka bobo doll kemudian prilau anak diamati, didapat hasil bahwa anak tidak
terlalu memandang ada atau tidaknya penguat pada setiap film tapi anak lebih
terfokus pada model dan menirukannya pada boneka bobo doll.
Teori cara mengajar
yang efektif :
Ø Pengetahuan
dan Keahlian Profesional
Berikut adalah strategi
dengan pengetahuan dan keahlian profesional :
ü Penguasaan
materi pelajaran
ü Strategi
pengajaran, seorang harus harus memiliki strategi pengajaran yang dapat membuat
anak-anak tidak merasa bosan dan terus merasa tertarik untuk belajar.
ü Penetapan
tujuan dan keahlian perencanaan instruksional, seorang guru harus memiliki
tujuan dari apa yang di ajarkan pada anak-anak, sehingga ada
perencanaan-perencanaan yang berurut dan baik.
ü Keahlian
menagemen kelas
ü Keahlian
motivasional, seorang guru harus memiliki motivasi yang tinggi sehingga bisa
membagi motivasi tersebut kepada
anak-anak yang diajar.
ü Keahlian
komunikasi, seorang guru harus menjaga komunikasi yang baik dengan ana-anak
yang diajar sehingga tetap tercipta intaksi yang hangat antara yang pelajar dan
pengajar.
ü Tidak
membeda-bedakan latar belakang kultural yang berbeda dan bekerja secara
efektif.
ü Keahlian
tekhnologi, pada era tekhnologi yang semakin berkembnag membuat seorang guru
harus menguasai tekhnologi untuk menyeimbangkan dengan zaman.
Ø Komitmen
dan Motivasi
Menjadi guru yang
efektif juga membutuhkan komitmen dan
motivasi. Aspek ini juga mencakup sikap yang baik dan perhatian terhadap murid.
Nah, bagaimana
mengembangkan sikap positif dan mempertahankan semangat mengajar. Seorang guru
pekerjaan yang menciptakan kesuksesan baru baginorang lain, seperti renungan
seorang konsultan Carloz Dies (1997), mengomentari tentang Mrs. Oppel guru
bahasa Inggriinya saat sekolah menengah atas:
“Hingga saat ini,
setiap kali saya melihat kata tertentu (dearth, slake) saya langsung
mengenalinya sebagai kosa kata Mrs. Oppel. Sebagai seorang guru dia sangat
tenang dan fokus. Dia juga memperhatikan kekuatan bahasa dan keindahan sastra.
Saya berutang budi kepadanya, setidaknya sebagian, karena berkat beliau saya
jadi berusaha keras untuk menguasai bahasa inggris dan menjadi profesor dan
penulis. Saya ingin bisa menanamkan karakter ini ke murid-mirid saya.”
Hasil laporan obesrvasi
Dari hasil pengamatan
kelompok kami dan ditambah dengan sedikit wawancara dengan salah satu siswa
yang ada didalam kelas akselarasi 1 tempat kelompok kami melakukan observasi, kelasa
ini memiliki fasilitas kelas yang lengakap seperti: komputer, tv, ac,
dispenser, in focus, white boart, loker, rak sepatu, globe, poster pelajaran,
foto presiden dan wakil presiden. Pada saat pelajaran IPA ( biologi) yang
membahas tentang sistem reproduksi guru menerangkan materi pelajaran hati itu
dengan menggunakan fasilitas yang sudah disediakan seperti infocus kepada siswa
denga jelas dan perlahan sampai siswa benar-benar paham tentang materi
tersebut, siswa tampak sangat antusias dalam pembelajaran dibuktikan dengan
bebrapa pertanyaan yang berhubungan dengan meteri yang diajukan oleh siswa, dan
karena siswa yang sangat aktif bertanya dan ingin didahulukan membuat tuang
kelas kurang kondusif namun tetap terasa seru. Intraksi antara guru dan
siswanya baik dibuktikan dengan siswa tidak malu bertanya apa yang tidak
diketahui dan mengeluh jika guru memberikan terlalu banyak tugas walaupun
akhirnya tugas tersebut tetap dikerjakan. Perlengkapan kelas yang sangat
mendukung dan bersih menambah semangat siswa dalam belajar. Sesama siswa juga
terjalin intraksi yang harmonis ditambah dengan jumlah siswa yang sedikit membuat
mereka tampak akrab.
Namun berdasarkan
wawancara terhadap salah satu siswa bahwa, mereka mirud akselarasi ini sering
kali mendapat tekanan dari siswa dari kelas reguler karena mereka yang
difasilitasi lengkap dan perhatian yang labih, tapi bukan berarti kelas reguler
tidak diperhatikan. Siswa mengaku bahwa mereka sering dicap sombong oleh siswa
reguler lainnya dikarenakan jadwal belajar siswa akselarasi yang padat yang
membuat waktu mereka bermain dengan siswa reguler lainnya sedikit. Namun sejauh
pengamatan mereka tetap tampak enjoy tanpa menghiraukan berita miring tentang
mereka, dengan semangat belajar mereka yang tinggi dan keakraban yang terjalin
diantara mereka satu kelas.
Menurut pengakuan
beberapa siswa bahwa metode belajarnya sudah bagus hanya saja terkadang kurang
efektif karena adanya guru yang berperan ganda dengan memengang 2 mata
pelajaran dalam pengajaran, namun itu tidak terlalu masalah karena 2 mata
pelajara yang di pegang satu guru ada sedikit hubungannya jadi tidak begitu
membingungkan.
Metode belajar yang
lebih mengarah kepada student center, bisa memberikan contoh bagi kelas reguler
lain dan bahkan sekolah lain untuk lebih meningkatkan mutu pembelajaran. Dan
untuk tata letak sekolah, sudah cukup bagus dan lengkap hanya saja kurang penjagan
dari siswa, namun secara garis besar semua masih tampak bagus dan lengkap,
sangat memadai untuk siswa.
Rangkuman hasil
observasi
Menurut kelompok kami
di SMP harapan 2 medan di kelas akselarasi 1. Metode pembelajaran yang
digunakan adalah student learning center, siswa mencari sendiri apa yang ingin
diketahui baik itu mencari dalam buku atau bertanya pada guru, siswa yang
mengetahui apa yang sudah dipahamia atau belum. Namun tetap juga ada unsur
behavioral dalam pembelajaran dengan guru memberikan pujian untuk menambah
motivasi siswa dan hukuman untuk membuat siswa jera. Pembelajaran berlangsung
ssangat aktif dengan antusias siswa dalam belajar. Namun dengan kondisi kelas
yang kurang kondusif membuat guru tekadang kewalahan mengontrol siswa. Dan
untuk pelanggaran peraturan tidak terdapat di kelas akselarasi 1 tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar