Senin, 27 April 2015

PEDAGOGI



BELAJAR BERMAIN CONGKLAK
A.    Latar Belakang
Congklak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan. Permainan congklak adalah salah satu permainan daerah yang hampir punah. Sangat sedikit anak-anak jaman sekarang yang pernah memainkan permainan congklak ini. Kami ingin mengajarkan permainan ini kepada beberapa anak selain untuk memenuhi tugas kelompok pedagogi juga untuk melestarikan salah satu permainan daerah yaitu permainan congklak ini.
B.     Aktivitas
B.1 Konsep
Pedagogi adalah pengajaran oleh orang dewasa yang bertanggungajawab. Banyak jenis pengajaran yang bisa orang dewasa berikan kepada anak-anak, seperti pengajaran matematika, biologi, fisika, permainan, dan pengajaran lainnya yang membuat anak yang diajari dapat mamahami apa yang diajarkan oleh orang dewasa tersebut (understanding). Pembelajaran yang didapatkan anak tidak hanya terbatas pada pembelajaran di lingkungan formal saja atau di sekolah. Tetapi mencakup semua pembelajaran di ketiga lingkungan anak yang berguna baginya. Ketiga lingkungan tersebut yaitu, keluarga, pendidikan, dan sekolah. Sesuai dengan pengertian pedagogi secara praktis, bahwa pembelajaran anak harus bersifat empiris,anak harus mengalami langsung proses pembelajaran agar anak mendapat pengalaman dan berguna baginya dimasa depan. Oleh karena itu, kelompok ingin langsung bermain bersama sambil mengajarkan permainan Congklak dengan anak. Serta memberi pemahaman
Cara Bermain:
Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain.
Pada awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu persatu biji ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lobang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bila habis di lobang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lobang kecil di sisinya. Bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lobang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa. Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat diambil (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak.
Sasaran : 4 orang anak usia 7-11 tahun dan belum pernah bermain congklak.
Lokasi : Jl. Jamin Ginting No. 230 Medan
Waktu : Minggu, 5 April 2015
Perlengkapan :
·         2 buah papan congklak
·         Biji congklak
·         Kamera
·         Alat tulis
Anggaran dana :
·         ongkos  Rp. 20.000,-
·         papan congklak 2 x Rp. 15.000,-
·         cindera mata Rp. 20.000,-
Rencana pembelajaran:
·         Perkenalan oleh anggota kelompok dengan keempat anak yang akan belajar bermain congklak
·         demonstrasi bermain congklak oleh anggota kelompok
·         belajar bermain congklak, anak-anak diajari cara, aturan, serta strategi bermain congklak
·         anak-anak bermain congklak seperti yang sudah dipelajari dibimbing oleh anggota kelompok.
·         Penutupan dan pemberian cindera mata.
B.2 Target
Target yang ingin dicapai dalam pembelajaran ini adalah
·         Anak mendapat pembelajaran baru yaitu mengenai permainan congklak.
·         Anak mampu bermain congklak
·         Anak memahami bahwa permainan daerah perlu dipelajari untuk melestarikannya sebagai warisan budaya.
B.3 Pelaksanaan
Waktu: -Hari :Minggu 19 April 2015
 -Pukul: 10.00 – 13.00 WIB
Tempat : Jl. Almamater, Pintu Tiga USU (Taman Biro Rektor USU)
Anak didik : 4 orang anak usia 7- 11 tahun, yaitu
1.      Rafie Ahmad (7 tahun)
2.      Riri Natasya (8 tahun)
3.      M. Zaky (8 tahun)
4.      Arif Hidayat (11 tahun)
Proses:
Kelompok tiba di tempat pukul 10.00 WIB. Setibanya di tempat masing-masing anggota kelompok berkenalan dengan keempat anak. Berikutnya kelompok memperkenalkan permainan congklak serta memberi pemahaman mengenai permainan congklak. Kemudian kelompok mengajari anak-anak cara bermain congklak.
Pengajaran dilakukan bertahap, yaitu pertama-tama demonstarsi bermain congklak oleh anggota kelompok, lalu anak diajari satu persatu sambil bermain langsung dengan anggota kelompok. Hal tersebut diulangi sampai anak bisa bermain congklak. Setelah mereka bisa, anak dibagi kedalam dua tim untuk bermain sendiri tetapi masih dipandu oleh anggota kelompok. Dan setelah mereka dianggap mampu bermain sendiri, masing-masing tim berkompetisi tanpa dipandu lagi oleh anggota kelompok.
Pengajaran tersebut diselingi dengan bermain, bersenda gurau, makan, bercerita agar anak tidak bosan dan merasa tertekan dengan pembelajaran yang diberi oleh kelompok. Pembelajaran selesai di pukul 13.00 diakhiri dengan pemberian reward kepada anak-anak yaitu bermain odong-odong sesuai dengan keinginan anak-anak.
Pembagian peran kelompok :
1.      Pengajar mengenai permainan congklak: Arifa Ulia Bahri
2.      Pengajar cara bermain congklak: Mariah Ulfah dan Rika Arcella Putri
3.      Dokumentasi : Khairunnisa Azhari
4.      Perlengkapan : Imam Mustakim
5.      Pemandu anak bermain dalam tim: semua anggota kelompok
6.      Pembuatan konsep dan laporan : semua anggota kelompok
C.     Evaluasi dan saran
C.1 Evaluasi
Kendala yang dialami dalam proses pembelajaran adalah penyesuaian jadwal dengan anak—anak. Karena dihari senin sampai sabtu pagi hari mereka masih bersekolah sehingga jadwal yang bisa dilakukan hanya dihari minggu dan kelompok harus menyesuaikan dengan jadwal perkuliahan sehingga jadwal mundur dua minggu dari yang direncanakan. Kemudian tempat yang dipilih oleh kelompok merupakan tempat yang ramai jadi kemungkinan anak untuk tidak fokus semakin besar. Tetapi pemilihan tempat ini juga menjadi salah satu  daya tarik bagi anak-anak karena terdapat banyak hiburan ( kebun binatang, air mancur, dll) dan makanan (es krim, gorengan, dll).
C.2 Saran
Sebaiknya kelompok lebih mempersiapkan dan memperhitungkan jadwal dan tempat yang sesuai untuk anak-anak dan  anggota kelompok. 
Dokumentasi :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar