EVALUASI
KEGIATAN
BELAJAR
BERMAIN CONGKLAK
Kelompok
8 :
1. Arifa Ulia Bahri ( 131301053)
2. Khairunnisa Azhari (131301007)
3. Imam Mustakim (131301019)
1. Arifa Ulia Bahri ( 131301053)
2. Khairunnisa Azhari (131301007)
3. Imam Mustakim (131301019)
Kelompok
tampil untuk mempresentasikan laporan kegiatan belajar bermain congklak sebagai
kelompok ke tiga. Pertama-tama kelompok menyajikan hasil kegiatan, namun pada
saat presentasi salah satu anggota kelompok tidak hadir. Saat proses
presentasi,terjadi beberapa kendala yang menghambat salah satunya mati lampu
yang menyebabkan kelompok kebingungan untuk menyajikan materi yang ingin
disampaikan. Kelompok juga lalai karena terlupa menampilkan hasil dokumentasi
saat mempresentasikan laporan kegiatan. Setelah presentasi selesai, kelompok
membuka sesi tanya jawab. Di sesi tanya jawab tiga orang mahasiswa bertanya
yaitu:
- Rizky Nugroho : Mengapa kelompok memutuskan untuk memberikan reward di hari H bukankah sebelumnya reward sudah harus dipertimbangkan dan bagaimana dengan anggaran dananya?
Sebenarnya anggaran
dana sudah ada di konsep dan sudah dipikirkan oleh kelompok dari awal hanya
saja anak-anak meminta rewad berupa permainan odong-odong.Untuk menyenangkan
anak-anak maka kelompok menuruti keinginan anak-anak untuk bermain odong-odong.
- Riza Indri : Mengapa kelompok memilih anak berusia 7-11 tahun bukankah anak hanya berusia dari 0-6 tahun? Bagaimana kelompok mengajar dan membagi kelompok dengan usia yg berbeda-beda tersebut?
Anak yang dajarkan oleh
kelompok dengan usia 7-11 tahun masih termasuk kedalam kategori anak-anak. Umur
mereka bervariasi dan saat proses belajar anak dipasangkan dengan ak lain yang
usia dan kemampuannya hampir sama. Seperti contohnya, Riri Natasya 8 tahun dan Arif
Hidayat 11 tahun dipasangkan karena jarang usia tidak terlalu jauh dan
kemampuan Riri bisa dikatakan setara dengan Arif.
Arif Hidayat 11 tahun
M.Zaky 8 tahun
Riri Natasya 8 tahun
Rafie Ahmad 7 tahun
- Nadine Lobian : Mengapa kelompok memilih tempat yang mudah mengalihkan konsentrasi anak?
Kelompok memilih tempat
tersebut karena selain ada kekurangannya tempat tersebut juga memiliki
keuntungan yaitu anak menjadi tidak mudah bosan karena ada banyak hal yang bisa
membuat anak senang seperti jajanan, anak-anak yang ramai, permainan, air
mancur dan lain-lain.
Kemudian
kelompok juga diberi evaluasi oleh dosen pengampu, evaluasinya yaitu:
- Bagaimana sistem pembagian peran kelompok dalam melaksanakan proses pengajaran bermain congklak?
- Pengajar mengenai permainan congklak: Arifa Ulia Bahri
- Pengajar cara bermain congklak: Mariah Ulfah dan Rika Arcella Putri
- Dokumentasi : Khairunnisa Azhari
- Perlengkapan : Imam Mustakim
- Pemandu anak bermain dalam tim: semua anggota kelompok
- Pembuatan konsep dan laporan : semua anggota kelompok
- Jelaskan mengenai aturan bermain congklak secara mendetail?
Aturan bermain congklak
yaitu, congklak terdiri dari 2 jenis lubang. Lubang besar dan lubang lecil,
lubang besar ada 2 buah Yang disebut dengan lumbung dan lubang kcil terdiri
dari 14 buah. Kemudian setiap lubnag kecil diisi batu congklak sebanyak 7 buah
perlubang. Pemain berada disetiap sisi congklak dan lumbung sebelah kanan
dipemain merupakan lumbung mililknya begitu sebaliknya. Pemain yang mendapat
giliran jalan pertama kali mengilirkan tiap batu disetiap lubang kecil dan
lumbung miliknya. Batu terakhir yang berhenti dilubang lubang kosong area lawan
makan akan berhenti disitu dan dilanjutkan oleh lawan. Jika batu terakhir
berhenti dilubang kecil area sendiri maka berhenti dan digantikan pemain lawan
dengan syarat batu yang ada didepan tempat batu terakhir tadi diambil dan
dimasukkan ke lumbung kita (yang disebut dengan tembak). Dalam permainan ini
seseorang dikatakan menang jika setelah permainan selesai dan batu dibagikan
kembali kembali kesetiap lubang kecil lubang kecil diarea kita terpenuhi dan
masih ada sisa batu dilumbung milik kita, dengan kata lain pemenangnya adalah
yang memiliki biji paling banyak dilumbungnya.
- Apa kualifikasi anak dapat dikatakan pemenang dan kualifikasi anak dikatakan mampu dalam permainan congklak?
Kelompok menghitung
biji yang ada di lumbung masing-masing anak, lumbung dengan biji terbanyak
keluar sebagai pemenangnya, pertandingan hanya dilakukan satu ronde permainan
congklak. Kelompok menganggap anak sudah mampu dengan cara terlebih dahulu
menanyakan kepada anak apakah iya mengerti apa yang dijelaskan kelompok,
kemudian langsung dipraktekkan oleh anak itu sendiri. Kelompok melihat apa anak
sudah bisa bermain sendiri tanpa di instruksikan atau dibimbing oleh kelompok
lagi.
- Apa konsep pedagogi dalam proses pengajaran ini?
Konsep pedagogi paling
mendasar adalah bahwa pedagogi merupakan pembelajaran anak-anak dibimbing oleh
orang dewasa yang bertanggungjawab. Dalam hal ini, kelompok sebagai orang
dewasa yang bertanggungjawab memberikan sebuah pelajaran kepada anak-anak. Anak-anak,
memiliki tiga lingkungan yang sangat berpengaruh baginya yaitu jeluarganya,
pendidikannya, dan sekolahnya. Lingkungan pendidikan anak mengatakan bahwa
pengajaran yang didapatkan anak sesungguhnya bukan hanya di konteks formal tetapi
anak harus mendapatkan pelajaran disemua aspek kehidupannya. Tidak hanya
pelajaran berupa akademis saja yang iya butuhkan. Oleh karena itu kelompok
memberi pelajaran berupa permainan congklak ini yang bersifat bukan akademis
tetapi juga dibutuhkan oleh anak.
Selain itu, dalam
proses pengajaran bermain congklak ini, juga disesuaikan dengan asumsi bahwa
anak dalam belajar harus mengalaminya lagsung agar apa yang iya pelajari
berguna baginya dimasadepan, bukan hanya sekedar teori belaka. Pengajaran bermain
congklak ini juga mengandung konsep ZPD yang dikemukakan oleh Vgotsky yaitu,
dalam belajar anak harus diberikan dukungan yang secara bertahap dikurangi
ketika anak sudah mulai dinggap mampu melakukan suatu tugas.
- Deskripsi tempat secara mendetail?dan jelaskan alasan mengapa memilih tempat tersebut sebagai tempat proses pembelajaran?
Jl. Almamater, Pintu Tiga USU (Taman Biro Rektor USU), Lokasi pembelajaran di lakukan
ditaman biro rektor sebelah kiri disalah satu pondok dekat pohon bambu yaitu
pondok pertama dari pintu masuk parkiran biro rektor.
- Mengapa memilih tempat yang mengganggu konsentrasi dan perhatian peserta didik? Dan apa penyebab perhatian anak yang teralih?
Seharusnya kelompok
mengadakan proses pembelajaran di salah satu rumah anggota kelompok, namun
karena adanya halanga sehingga kelompok akhirnya tidak bisa membuat pengajaran
dirumah tersebut. Akhirnya kelompok memilih lokasi tersebut dengan pertimbangan
agar anak tidak bosan dan karena proses pembelajaran. Kelompok mengasumsikan
tempat yang dipilih bisa membuat anak-anak tidak bosan dan suasana menjadi
tidak monoton. Selain itu karena anak-anak tersebut sepertinya butuh suatu
hiburan dihari libur mereka. Di tempat yang kelompok pilih, perhatian anak-anak
teralih pada jajanan yang lewat (eskrim, bakso, tahu, dan lain-lain), ramainya
anak-anak lain, air mancur, rusa dan odong-odong. Tetapi anak hanya teralih
sebentar lalu kemudian kembali belajar bermain congklak.
- Apa reward yang diberikan dan mengapa anak yang memilih reward yang akan diberikan oleh kelompok?
Reward sudah ada di
konsep kelompok namun dalam pelaksanaannya anak-anak memilih reward berupa
permainan odong-odong setelah menyelesaikan proses pembelajaran. Nah, mengapa
anak mengetahui bahwa disekitar situ ada odong-odong sehingga mereka meminta
untuk bermain odong-odong? Jadi, beberapa anak ingin pergi ke toilet, depan
toilet tersebutlah anak-anak melihat odong-odong dan meminta untuk naik
odong-odong kepada kelompok. Itulah alasan kelompok memberikan reward berupa
naik odong-odong kepada anak-anak selama 15 menit dan anak juga mendapatkan 1
buah balon.
HASIL
EVALUASI
- Latar Belakang
Congklak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal
dengan berbagai macam nama di seluruh indonesia. Biasanya dalam permainan,
sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada,
kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan. Permainan congklak
adalah salah satu permainan daerah yang hampir punah. Sangat sedikit anak-anak
jaman sekarang yang pernah memainkan permainan congklak ini. Kami ingin
mengajarkan permainan ini kepada beberapa anak selain untuk memenuhi tugas
kelompok pedagogi juga untuk melestarikan salah satu permainan daerah yaitu
permainan congklak ini.
- Landasan teori
Konsep
pedagogi paling mendasar adalah bahwa pedagogi merupakan pembelajaran anak-anak
dibimbing oleh orang dewasa yang bertanggungjawab. Dalam hal ini, kelompok
sebagai orang dewasa yang bertanggungjawab memberikan sebuah pelajaran kepada
anak-anak. Anak-anak, memiliki tiga lingkungan yang sangat berpengaruh baginya
yaitu jeluarganya, pendidikannya, dan sekolahnya. Lingkungan pendidikan anak
mengatakan bahwa pengajaran yang didapatkan anak sesungguhnya bukan hanya di
konteks formal tetapi anak harus mendapatkan pelajaran disemua aspek
kehidupannya. Tidak hanya pelajaran berupa akademis saja yang iya butuhkan. Oleh
karena itu kelompok memberi pelajaran berupa permainan congklak ini yang
bersifat bukan akademis tetapi juga dibutuhkan oleh anak. Selain itu, dalam proses pengajaran bermain
congklak ini, juga disesuaikan dengan asumsi bahwa anak dalam belajar harus
mengalaminya lagsung agar apa yang iya pelajari berguna baginya dimasadepan,
bukan hanya sekedar teori belaka. Pengajaran bermain congklak ini juga
mengandung konsep ZPD yang dikemukakan oleh Vgotsky yaitu, dalam belajar anak
harus diberikan dukungan yang secara bertahap dikurangi ketika anak sudah mulai
dinggap mampu melakukan suatu tugas.
- Aktivitas
C.1
Konsep
Pedagogi
adalah pengajaran oleh orang dewasa yang bertanggungajawab. Banyak jenis
pengajaran yang bisa orang dewasa berikan kepada anak-anak, seperti pengajaran
matematika, biologi, fisika, permainan, dan pengajaran lainnya yang membuat
anak yang diajari dapat mamahami apa yang diajarkan oleh orang dewasa tersebut
(understanding). Pembelajaran yang didapatkan anak tidak hanya terbatas pada
pembelajaran di lingkungan formal saja atau di sekolah. Tetapi mencakup semua
pembelajaran di ketiga lingkungan anak yang berguna baginya. Ketiga lingkungan
tersebut yaitu, keluarga, pendidikan, dan sekolah. Sesuai dengan pengertian pedagogi
secara praktis, bahwa pembelajaran anak harus bersifat empiris,anak harus
mengalami langsung proses pembelajaran agar anak mendapat pengalaman dan
berguna baginya dimasa depan. Oleh karena itu, kelompok ingin langsung bermain
bersama sambil mengajarkan permainan Congklak dengan anak. Serta memberi
pemahaman.
Cara Bermain:
Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan
mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah
biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan congklak
terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang,
biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat
16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2
lobang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang
besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain.
Pada awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh
buah biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat
memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu persatu biji ke lobang di
sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lobang kecil yang berisi
biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi,
bila habis di lobang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih
lobang kecil di sisinya. Bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti
dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di
lobang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa. Permainan
dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat diambil (seluruh
biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan
biji terbanyak.
Sasaran
: 4 orang anak usia 7-11 tahun dan belum pernah bermain congklak.
Lokasi
: Jl. Jamin Ginting No. 230 Medan
Waktu
: Minggu, 5 April 2015
Perlengkapan
:
- 2 buah papan congklak
- Biji congklak
- Kamera
- Alat tulis
Anggaran
dana :
- ongkos Rp. 20.000,-
- papan congklak 2 x Rp. 15.000,-
- reward Rp. 20.000,-
Rencana
pembelajaran:
- Perkenalan oleh anggota kelompok dengan keempat anak yang akan belajar bermain congklak
- demonstrasi bermain congklak oleh anggota kelompok
- belajar bermain congklak, anak-anak diajari cara, aturan, serta strategi bermain congklak
- anak-anak bermain congklak seperti yang sudah dipelajari dibimbing oleh anggota kelompok.
- Penutupan dan pemberian cindera mata.
C.2
Target
Target
yang ingin dicapai dalam pembelajaran ini adalah
- Anak mendapat pembelajaran baru yaitu mengenai permainan congklak.
- Anak mampu bermain congklak
- Anak memahami bahwa permainan daerah perlu dipelajari untuk melestarikannya sebagai warisan budaya.
C.3
Pelaksanaan
Waktu:
- Hari :Minggu 19 April 2015
- Pukul: 10.00 –
13.00 WIB
-Tempat : Jl. Almamater, Pintu Tiga USU (Taman
Biro Rektor USU), Lokasi pembelajaran di lakukan ditaman biro rektor
sebelah kiri disalah satu pondok dekat pohon bambu yaitu pondok pertama dari
pintu masuk parkiran biro rektor.
Anak
didik : 4 orang anak usia 7- 11 tahun, yaitu
- Rafie Ahmad (7 tahun)
- Riri Natasya (8 tahun)
- M. Zaky (8 tahun)
- Arif Hidayat (11 tahun)
Proses:
Kelompok tiba di tempat pukul 10.00 WIB. Setibanya di tempat
masing-masing anggota kelompok berkenalan dengan keempat anak. Berikutnya
kelompok memperkenalkan permainan congklak serta memberi pemahaman mengenai
permainan congklak. Kemudian kelompok mengajari anak-anak cara bermain
congklak.
Pengajaran dilakukan bertahap, yaitu pertama-tama
demonstarsi bermain congklak oleh anggota kelompok, lalu anak diajari satu
persatu sambil bermain langsung dengan anggota kelompok. Hal tersebut diulangi
sampai anak bisa bermain congklak. Setelah mereka bisa, anak dibagi kedalam dua
tim untuk bermain sendiri tetapi masih dipandu oleh anggota kelompok. Dan
setelah mereka dianggap mampu bermain sendiri, masing-masing tim berkompetisi
tanpa dipandu lagi oleh anggota kelompok. Anak dianggap mampu oleh kelompok
ketika mereka sudah menyatakan mengerti dan bisa bermain congklak tanpa dipandu
oleh kelompok dan sudah benar-benar mengerti peraturan bermain congklak ketika
mereka bermain ditandingkan.
Pengajaran tersebut diselingi dengan bermain, bersenda
gurau, makan, bercerita agar anak tidak bosan dan merasa tertekan dengan
pembelajaran yang diberi oleh kelompok. Dalam proses belajar anak beberapa kali
hilang konsentrai karena beberapa hal yang iya lihat disekitarnya. Yaitu, banyaknya
jajanan, adanya anak-anak lain yang bermain disekitar lokasi, kebun binatang
birek, air mancur, dan permainan anak-anak disekitar lokasi. Ketika melihat
jajanan berupa eskrim lewat, perhatian anak langsung teralih dan berlari menuju
eskrim tersebut. Kemudian ketika perhatian anak teralih saat seorang anak dari
sebuah keluarga datang ke lokasi belajar karena tertarik dengan permainan
congklak. Namun, hal tersebut tidak terlalu menjadi kendala yang besar karena
masih bisa diatasi oleh kelompok. Pembelajaran selesai di pukul 13.00 diakhiri
dengan pemberian reward kepada anak-anak yaitu bermain odong-odong sesuai
dengan keinginan anak-anak.
Pembagian
peran kelompok :
- Pengajar mengenai permainan congklak: Arifa Ulia Bahri
- Pengajar cara bermain congklak: Mariah Ulfah dan Rika Arcella Putri
- Dokumentasi : Khairunnisa Azhari
- Perlengkapan : Imam Mustakim
- Pemandu anak bermain dalam tim: semua anggota kelompok
- Pembuatan konsep dan laporan : semua anggota kelompok
- Evaluasi dan saran
D.1
Evaluasi kegiatan
Kendala
yang dialami dalam proses pembelajaran adalah penyesuaian jadwal dengan
anak—anak. Karena dihari senin sampai sabtu pagi hari mereka masih bersekolah
sehingga jadwal yang bisa dilakukan hanya dihari minggu dan kelompok harus
menyesuaikan dengan jadwal perkuliahan sehingga jadwal mundur dua minggu dari
yang direncanakan. Kemudian tempat yang dipilih oleh kelompok merupakan tempat
yang ramai jadi kemungkinan anak untuk tidak fokus semakin besar. Tetapi
pemilihan tempat ini juga menjadi salah satu daya tarik bagi anak-anak karena terdapat
banyak hiburan ( kebun binatang, air mancur, dll) dan makanan (es krim,
gorengan, dll).
C.2
Saran kegiatan
Sebaiknya
kelompok lebih mempersiapkan dan memperhitungkan jadwal dan tempat yang sesuai
untuk anak-anak dan anggota kelompok.